Anakku Gemuk Sekali..bahayakah?

Jika kita melihat anak yang sangat gemuk mungkin pikiran kita terbagi menjadi 2, antara pikiran positif dan pikiran negatif. Sekilas, anak tersebut memang terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Namun mungkin anda tahu bahwa terlalu gemuk tentulah tidak baik. Tapi, apakah hal tersebut juga berlaku bagi anak-anak?
Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak yang ditandai dengan berat badan yang di atas rata-rata berat badan anak pada tinggi dan usianya dan indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMS) yang di atas normal.
Bagaimana cara mengetahui apakah seorang anak mengalami obesitas? Anda dapat menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan perbandingan menurut berat badan dan tinggi badan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
IMT = BB(kg)/TB kuadrat (m)
Dengan:
NCHS persentil 85: overweight (gizi lebih)
NCHS persentil 95: obesitas
Penyebab obesitas/kegemukan pada anak ini bias bermacam-macam, di antaranya:

  1. kebiasaan makan yang salah (terutama karena peningkatan konsumsi terhadap fast food atau junk food).
  2. aktivitas fisik yang minimal (distimulasi oleh meningkatnya alat elektronik sebagai hiburan).
  3. faktor biologis (termasuk faktor herediter/keturunan).
  4. penyakit atau kelainan perkembangan (penyakit-penyakit seperti Cushing’s Syndrome atau hipotiroidisme dapat menyebabkan obesitas).
  5. faktor perilaku (seperti kesedihan, rasa bosan, stres, dan sebagainya).
  6. faktor psikologis (termasuk perasaan depresi).

Tanda-tanda seorang anak mengalami obesitas adalah wajah perut membuncit dan berlipat-lipat, pipi tembem, wajah membulat, leher pendek dan paha bagian dalam saling menempel.
Keadaan ini bila dilanjutkan, dapat membahayakan anak karena dapat berlanjut sampai dewasa dan menimbulkan komplikasi. Komplikasi atau dampak obesitas ini di antaranya:

  1. gangguan psikologis, seperti: depresif, rendah diri, menarik diri dari komunitas, atau perasaan dikucilkan oleh lingkungan di sekitarnya.
  2. pertumbuhan fisik yang lebih cepat.
  3. fraktur tulang dan masalah ortopedi lainnya (terpeleset, epifisis, dan sebagainya) yang disebabkan karena beban tubuh yang terlalu berat.
  4. gangguan pernapasan (seperti infeksi saluran napas, tidur ngorok, dan mengantuk pada siang hari).
  5. gangguan endokrin (tanda-tanda puber lebih cepat terjadi).

Untungnya, obesitas dapat dicegah dengan beberapa tindakan, seperti:

  • Membiasakan anak mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan.
  • Memperbanyak komsumsi makanan di rumah (tidak terbiasa membeli/jajan makanan dari luar).
  • Mengurangi konsumsi makanan cepat saji.
  • Hindari anak dari ‘cemilan’ seperti es krim dan coklat.
  • Biasakan anak melakukan kegiatan fisik selama 20-30 menit per hari.

Bagi anak yang ‘terlanjur’ mengalami obesitas, kita dapat membantunya dengan memberi pengobatan yang sesuai dengan anjuran dokter. Juga, biasakan anak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi asupan kalori (terutama pada makanan ringan) yang berlebih. Ajaklah anak berolahraga dengan mengajak ia berolahraga sesuai dengan olahraga favoritnya. Dapat pula anda mengajak si kecil bermain aktivitas di luar ruangan yang disukainya.
REFERENSI:
Ebbeling CB, Pawlak DB, Ludwig DS (2002). “Childhood obesity: public-health crisis, common sense cure”. Lancet 360 (9331): 473-82.
Strauss RS (2000). “Childhood obesity and self-esteem”. Pediatrics.
http://blogs.chron.com/
http://en.wikipedia.org/
http://www.indonesiaindonesia.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *