Apakah Anakku Depresi?
Mungkin anda bertanya-tanya tentang judul artikel diatas. Masa iya sih anak bisa mengalami depresi? Tak hanya orang dewasa, ternyata anak juga dapat mengalami depresi. Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, angka kejadian depresi pada anak-anak sebesar 2% yang artinya 2 dari 100 anak mengalami depresi. Para ibu mungkin bertanya apakah anakku depresi bila ia rewel dan suka menyendiri? Bagaimana cara mengetahuinya? Mari kita bahas lebih dalam mengenai depresi pada anak agar anak dapat tubuh dan berkembang dengan optimal.
Apa saja gejala-gejala depresi pada anak ?
- Sering marah, sedih atau bosan.
- Kehilangan rasa bahagia.
- Berat badan berkurang atau bertambah.
- Tidur berlebih atau kurang.
- Mengalami masalah dalam berkonsentrasi, berpikir atau membuat keputusan.
- Sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri.
- Kurang berenergi dan menjauh dari lingkungan.
- Sering sakit perut atau sakit kepala.
- Halusinasi ( mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada ).
- Delusi ( memiliki pemahaman yang salah ).
Berbagai faktor dapat menyebabkan anak mengalami depresi, diantaranya adalah:
- Kondisi yang membuat stres, seperti pindah sekolah, orang tua bercerai dan menghadapi kematian salah satu anggota keluarga, kekerasan dalam rumah tangga dll.
- Obat-obatan seperti narkotika atau steroid yang sering digunakan untuk anti nyeri.
- Riwayat keluarga dengan depresi diyakini oleh para ahli akan diturunkan pada generasi selanjutnya baik secara genetik yang menyebabkan ketidakseimbangan zat kimia dalam saraf otak maupun akibat pengaruh lingkungan, tempat seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Depresi pada anak tentu mempengaruhi perkembangannya, gangguan tersebut dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
- Anak yang depresi akan sering rewel, sedih dan tiba-tiba menangis. Seringkali mereka juga akan kehilangan minat dan mengakibatkan masalah di sekolah, performa yang buruk sehingga akhirnya tidak dapat meneruskan pendidikan.
- Anak yang depresi dan tidak teratasi seringkali akan tumbuh menjadi remaja yang dekat dengan masalah minuman keras atau obat terlarang yang tentu saja meningkatkan risiko bunuh diri.
- Anak yang depresi dapat mengalami masalah psikologis lain seperti gangguan kecemasan, ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder) dan gangguan makan. Bahkan beberapa dari mereka akan mengalami masalah perilaku yang serius setelah mengalami depresi.
- Anak yang depresi juga berisiko mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan sebayanya dan anggota keluarga lain, kehamilan dini serta sakit secara fisik.
- Tahap akhir dari seorang anak yang mengalami depresi adalah keadaan psikotik dimana dirinya berada diluar realitas ( berada dalam dunianya sendiri ).
Depresi pada anak yang ditangani semakin dini melalui obat-obatan, konseling bagi anak dan edukasi yang diberikan pada keluarga mempercepat kesembuhan. Sedangkan keterlambatan dalam mendapatkan terapi, memperlama dan mempersulit waktu kesembuhan. Karena gejala depresi pada anak yang masih susah dikenali, akhirnya kondisi ini seringkali tidak terdiagnosis bahkan oleh seorang dokter anak sekalipun. Oleh karena itu disini diperlukan peran orang tua yang kuat yang dapat memperhatikan kehidupan anak setiap harinya. Jadi, mari beri perhatian lebih pada anak-anak Anda.
Salam sehat
Referensi :
www.medscape..com
www.webmd.com
Screening forn Child and Adolescent Depression in Primary Care Setting : A systematic evidence review for the US Preventive Service Task Force, diunduh dari pediatrics.aappublications.org