Kapan Waktu yang Tepat bagi Si Kecil Diberikan Makanan Pendamping ASI?
Saat mengasuh bayi adalah masa-masa emas dimana si kecil sedang lucu-lucunya dan membuat seisi anggota keluarga gemas dengan keberadaannya. Si kecil memang merupakan hadiah yang terbaik dari Yang Kuasa, sehingga sudah sepantasnyalah kita memberikan yang terbaik pula padanya. Sayang, niat ini sering melebihi target sehingga menyebabkan kegemukan pada balita yang justru semakin membuat anggota keluarga lainnya gemas tanpa sadar akan bahaya obesitas di kemudian hari.
Kegemukan sejak bayi cenderung permanen, berbeda dengan seseorang yang menjadi gemuk setelah dewasa dimana mereka akan lebih mudah melangsingkan tubuhnya. Selain itu bayi bertubuh gemuk umumnya ditemukan pada bayi dengan susu formula yang tidak mendapatkan ASI. Ini disebabkan pada umumnya bayi mendapat asupan kalori yang tinggi dari makanan tambahan lainnya, seperti tepung serealia atau makanan formula lain yang diberikan terlalu dini. Pembuatan susu formula (yang mengandung natrium) yang kurang tepat juga dapat menyebabkan bayi lebih sering haus dan menangis, sehingga dikira lapar dan berujung pada overfeeding. Kita katakan balita mengalami obesitas bila pertambahan berat badannya lebih dari 20% berat normalnya. Artikel ini akan mengungkapkan lebih jauh mengenai kapan waktu yang tepat bagi si kecil untuk diberikan makanan pendamping ASI sehingga kita tidak membiarkan anugerah terindah ini kegemukan ataupun kurang gizi, karena si kecil layak mendapatkan yang terbaik.
Bayi rata-rata menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya, bila proses menyusu lebih dari 30 menit atau kurang dari 5 menit mungkin ada masalah, kecuali pada hari-hari pertama atau pada bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gram terkadang memang sangat lama. Dalam 24 jam, Anda dapat menyusui bayi sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi, setidaknya lebih dari 8 kali sehari dalam 2 minggu pertama kehidupannya. Setelah si kecil berusia 2 minggu, jumlah ini akan berkurang namun sebaiknya tetap disusui sesering dan selama bayi menginginkannya. Ada beberapa cara untuk menilai bahwa ASI yang diberikan sudah cukup, diantaranya adalah bila BAK si kecil lebih dari 6 kali sehari dengan air seni yang tidak pekat dan bau tidak menyengat, berat badan bayi naik lebih dari 500 gram dalam sebulan (dan melebihi berat lahir saat usia 2 minggu), bayi relaks dan puas setelah menyusu serta melepas sendiri dari payudara ibu.
Saat bayi berusia 0-4 bulan, Anda dapat memberikan ASI sesuai keinginan bayi (setidaknya 6-7 kali dalam sehari). Pada usia 4-6 bulan, frekuensi pemberian ASI bisa diturunkan menjadi 4-5 kali sehari. Bisa diberikan pula pendamping ASI dengan buah dan bubur susu sekali sehari.
Pada usia di atas 6 bulan, alat perasa si kecil berkembang pesat sehingga bila sang bunda memberi gula maka saat dewasa nanti akan cenderung senang makanan manis. Apabila sang bunda memberi beragam makanan, maka saat dewasa nanti akan menyukai berbagai macam makanan pula. Hal ini dikarenakan 60% kebiasaan makan seseorang ditentukan oleh kebiasaannya waktu kecil, termasuk saat bayi. Di usia 6-8 bulan, dengan frekuensi ASI yang tetap 4-5 kali sehari, Anda bisa mulai memberikan nasi tim saring sekali sehari. Selama usia 8-10 bulan, frekuensi ASI diturunkan menjadi 3-4 kali sehari dan frekuensi nasi tim yang dihaluskan dinaikkan menjadi 2 kali sehari. Memasuki usia 10-12 bulan, frekuensi nasi tim bisa ditingkatkan menjadi 3 kali sehari. Kemudian genap usia 1 tahun ke atas, bisa mulai diberikan makanan kecil 1 kali sehari berupa biskuit, kacang hijau, dan sebagainya. Nasi tim pun dapat mulai diganti dengan makanan keluarga yang lembek, mudah dicerna, dan tidak pedas dengan frekuensi 3 kali sehari. Buah pun bisa disisipkan ke menu si kecil 1 kali sehari.
Setelah anak memasuki tahun kedua, hendaknya makanan sudah sama dengan orang dewasa. Namun tetap perhatikan nutrisi yang ia dapat karena pertumbuhan sel otak berlangsung sangat cepat pada usia 3 tahun, dan akan menjadi sempurna pada usia 4-5 tahun. Artikel singkat ini sangatlah umum dan sederhana, untuk manajemen nutrisi pada tiap anak akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing bayi. Karena itu jangan lupa kontrol ke dokter anak Anda secara berkala.
Sumber :
Hegar B, Suradi R, Hendarto A, Partiwi IGA (Ed). Bedah ASI, Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta: 2008.
Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR (Ed). Masalah Gizi Ganda dan Tumbuh-Kembang Anak, Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XXXV. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI: 1995.