Laporan Gizi di Awal Tahun 2014 : Kurus vs Obesitas
Statistik keadaan gizi dan masalah gizi di Indonesia
Status gizi lebih mulai menjadi pusat perhatian selain gizi buruk, dalam permasalahan gizi di Indonesia.
Menurut data Riskesdas pada tahun 2010, 17.9% masyarakat di Indonesia berstatus penderita gizi kurang dan gizi buruk (menurun dari 31.0% pada tahun 1990) namun di saat yang sama, 14.0% balita di Indonesia berstatus obesitas / gizi lebih (meningkat dari tahun 2007 yang sebesar 12.2%).
Bukan hanya balita, 26.9% dari perempuan dewasa dan 16.3% laki-laki dewasa berstatus gizi lebih / obesitas enyataan ini menunjukan bahwa tantangan yang dihadapi oleh negara Indonesia saat ini tidak lebih mudah dibandingkan di masa lampau. Saat ini, Indonesia berada dalam keadaan yang sangat berlawanan yaitu gizi buruk yang meski angka statistiknya menurun namun tetap menjadi suatu kondisi yang mengkhawatirkan dan obesitas yang secara statistik mulai menunjukan peningkatan setiap tahunnya.
Data yang dipublikasikan pada tahun 2012 awal oleh SEANUTS ( South East Asian Nutrition Surveys) survey yang dilakukan di 4 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam menyatakan bahwa gizi buruk masih merupakan masalah utama di Indonesia namun obestias adalah masalah yang juga mulai muncul di negara ini.
Secara langsung, gizi buruk dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak yang dapat juga berakhir dengan kematian (1/3 dari seluruh kematian balita) sedangkan gizi lebih atau gemuk ( obesitas ) pada orang dewasa merupakan faktor risiko munculnya berbagai penyakit terutama yang sifatnya dipengaruhi oleh gaya hidup. Secara tidak langsung, kedua keadaan ini dapat membebani masyarakat karena potensi ekonomi seseorang dipengaruhi oleh kondisi tubuhnya secara umum dan status gizinya secara spesifik.
Bagaimana cara mengetahui status gizi Saya?
WHO (World Health Organisation) menentukan beberapa baku rujukan penentuan status gizi yaitu :
- Berat badan (BB) / umur (U),
- Tinggi badan (TB/U),
- Berat badan (BB) / tinggi badan (TB),
- Lingkar lengan,
- Lingkar kepala,
- Tebal lemak otot trisep serta lipatan kulit.
Setelah mendapatkan angka-angka tersebut, maka dapat disimpulkan dalam suatu kurva yang telah terstandarisasi.
Sebagai contoh adalah kartu menuju sehat yang dimiliki oleh setiap anak balita di Indonesia. Sedangkan pada orang dewasa, penentuan status gizi dapat berdasarkan pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) sebagai berikut :
IMT (kg/m2) |
Kelompok |
< 19.8 |
Kurang (Underweight) |
19.9-26.0 |
Normal |
26.0-29.0 |
Lebih (Overweight) |
> 29 |
Obesitas |
disadur dari www.uptodate.com (Institute of Medicine)