Thalassemia: Penyakit Yang Belum Ada Obatnya
Dari sekian banyak penyakit darah yang kita ketahui, sebagian di antaranya juga merupakan penyakit genetik yang berarti dapat menurun ke generasi selanjutnya. Beruntung, kalau penyakit tersebut tidak mematikan. Tetapi untuk penyakit-penyakit yang mematikan seperti Thalassemia, pencegahan sejak dini harus diutamakan karena sampai sekarang penyakit ini belum ada obatnya. Dan untuk mencari cara mencegah terjadinya thalassemia yang tepat, perlu ditelusuri terlebih dahulu mengenai pengertian dan penyebabnya.
Apa itu thalassemia ?
Thalassemia adalah sekelompok gejala atau penyakit keturunan yang diakibatkan karena kegagalan pembentukan salah satu dari empat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin, sebagai bahan utama darah.
Darah manusia terdiri atas plasma dan sel darah yang berupa sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Seluruh sel darah tersebut dibentuk oleh sumsum tulang, sementara hemoglobin merupakan salah satu pembentuk sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 rantai asam amino (2 rantai amino alfa dan 2 rantai amino beta) yang bekerja bersama-sama untuk mengikat dan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Rantai asam amino inilah yang gagal dibentuk sehingga menyebabkan timbulnya thalassemia.
Berdasarkan rantai asam amino yang gagal terbentuknya, thalassemia dibagi menjadi thalassemia alfa (hilang rantai alfa) dan thalassemia beta (hilang rantai beta). Sementara itu, hilangnya rantai asam amino bisa secara tunggal (thalassemia minor/heterozigot) maupun ganda (thalassemia mayor/homozigot).
Thalassaemia minor atau disebut juga thalassemia trait/bawaan adalah orang-orang yang sehat, namun berpotensi menjadi carrier atau pembawa thalassemia. Sementara itu, thalassemia mayor adalah suatu penyakit darah serius yang bermula sejak awal anak-anak.
Penderita thalassemia mayor tidak dapat membentuk haemoglobin yang cukup di dalam darah mereka, sehingga hampir tidak ada oksigen yang dapat disalurkan ke seluruh tubuh, yang lama-lama akan menyebabkan asfiksia jaringan (kekurangan O2), edema, gagal jantung kongestif, maupun kematian. Oleh karena itu, penderita thalassemia mayor memerlukan transfusi darah yang sering dan perawatan medis demi kelangsungan hidupnya.
Apa penyebab thalassemia ?
Thalassemia adalah penyakit yang diturunkan secara genetik dan resesif. Seseorang memiliki gen yang berasal dari gen kedua orangtuanya. Bila salah satu orangtuanya memiliki gen cacat (thalassemia) sementara orangtua yang lain sehat, anaknya akan tetap sehat dan hanya mungkin menjadi pembawa (tidak memiliki gejala-gejala thalassemia yang berat). Sementara itu, bila kedua orangtuanya memiliki gen cacat, anaknya berpotensi menderita thalassemia mayor. Gen cacat inilah yang dapat menyebabkan kegagalan pembentukan rantai asam amino pada hemoglobin.
Apabila seseorang memiliki 1 gen cacat yang menyebabkan kegagalan 1 rantai asam amino beta, ia hanya menderita anemia ringan sampai sedang yang tidak menimbulkan gejala. Sementara itu, orang yang memiliki 2 gen cacat dapat menderita anemia berat disertai gejala-gejala thalassemia.
Apa gejala thalassemia ?
Semua thalassemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi, tergantung jenis rantai asam amino yang hilang dan jumlah kehilangannya (mayor atau minor). Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan, khususnya anemia hemolitik.
Pada bentuk yang lebih berat, khususnya pada beta-thalassemia mayor, penderita dapat mengalami anemia karena kegagalan pembentukan sel darah, pembesaran limpa dan hati akibat anemia yang lama dan berat, perut membuncit karena pembesaran kedua organ tersebut, sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus/borok), batu empedu, pucat, lesu, sesak napas karena jantung bekerja terlalu berat, yang akan mengakibatkan gagal jantung dan pembengkakan tungkai bawah.
Sumsum tulang yang terlalu aktif dalam usahanya membentuk darah yang cukup, bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Kompensasi anemia tahap berikutnya dilaksanakan oleh hati dan limpa yang turut membantu membuat sel darah merah. Akibatnya, pada dua organ tersebut turut terjadi pembesaran.
Gagal jantung juga bisa disebabkan karena seringnya transfusi. Pada transfusi berulang, penyerapan zat besi meningkat dan kelebihan zat besi tersebut bisa terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung.
Bagaimana mendiagnosanya ?
Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya. Gejala utama thalassemia adalah anemia. Oleh karena itu, hitung jenis darah komplit dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume) dapat membantu diagnosa thalassemia.
Elektroforesa bisa membantu, terutama untuk alfa-thalassemia (walau tidak terlalu membantu). Karena thalassemia merupakan penyakit keturunan, diagnosis lain yang bermanfaat adalah berdasarkan pada pola herediter dan pemeriksaan hemoglobin khusus.
Bagaimana mengobati thalassemia ?
Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan pasien dengan thalassemia. Terapi yang dapat digunakan saat ini ialah dengan memberikan transfusi darah dan tambahan asam folat, serta mempertahankan Hb-nya di atas 10g/dl, agar aktivitasnya normal dan dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Akan tetapi transfusi darah berulang dapat mengakibatkan penimbunan zat besi pada organ-organ tubuh yang penting (jantung, hati, otak) dan dapat mengganggu fungsi organ-organ tersebut. Untuk pencegahan penimbunan zat besi tersebut dapat digunakan dengan memberikan su(Desferal) melalui alat pompa (syringe drive) selama 10 sampai 15 jam, 5 hari berturut-turut dalam seminggu sehingga zat besi dapat dikeluarkan dari jaringan tubuh. Tetapi sayangnya obat ini masih sangat mahal harganya dan tidak semua orangtua mampu membelinya.
Penderita yang menjalani transfusi juga harus menghindari tambahan zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamide) untuk mencegah penimbunan zat besi yang lebih parah.
Pada penderita thalassemia yang sangat berat dapat diperlukan pencangkokan sumsum tulang. Dalam hal ini diperlukan donor yang cocok (donor biasanya saudara kembar atau saudara kandung penderita), dan sebaiknya dilakukan sedini mungkin sejak kecil, yakni ketika anak belum banyak mendapat transfusi darah, karena semakin sering transfusi semakin besar kemungkinan untuk terjadinya penolakan terhadap jaringan sumsum tulang donor. Sayangnya, di Indonesia tindakan ini masih dalam tahap permulaan.
Bila terjadi aktivitas limpa berlebihan, dapat dilakukan pengangkatan limpa. Aktivitas limpa yang berlebihan dapat menghancurkan juga sel darah yang normal, akibatnya Hb penderita cepat turun. Hal ini lebih sering terjadi pada anak yang mendapat transfusi lebih dari satu kali dalam satu bulan.
Bagaimana mencegahnya ?
Karena penyakit ini belum ada obatnya, maka pencegahan dini menjadi hal yang lebih penting dibanding terapi. Keluarga dengan riwayat thalassemia perlu mendapat penyuluhan genetik untuk mengurangi resiko memiliki anak yang menderita thalassemia.
REFERENSI:
Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th Edition (July 23, 2004)
Hoffman – Hematology: Basic Principles and Practice, 3rd Edition
William’s Hematology, 6th Edition (November 28, 2000)
www.balipost.co.id
www.medicastore.com
Memang sangat menyedihkan ya kalo memang terjadi demikian……
dok mank penyakit thu ga da obat na ya?
gara gara penyakit thu aq khilangan wanita yg sangat aq cintai
dok tolonga qm carikan obat na yaa?
iya lia
Saya penderita thalasemia….tolong dukungan dan obat apa yang harus saya komsumsi tolong bantu saya
@ elsa: anda harus terus bersemangat, memang thalasemia belum ada obatnya tapi dengan transfusi darah teratur dan obat-obatan saat ini tentu kualitas hidup anda tetap bisa baik kan. tetap semangat ya
o y dok kira2 brp hrg obat utk pnyakit tsb…. soalnya anak sya udh k skian kalinya msuk rmh skt tp blm jg ada prubahan yg mmbuahkan hasil.. sya bingung hrs bagaimana,soalnya prusahaan d tmpt sya bkrja tdk menanggung jenis pnykit tsb.. tolong kmi sngt mmbutuhkan suport dan masukannya, trimakasih……
@ raymohand : anak dengan thalasemia membutuhkan transfusi darah dan suntik desferal tiap bulannya, perkiraan biaya adalah 6-7 juta/ bulan. Bila anda memiliki JAMKESMAS maka biaya ditanggung pemerintah setengahnya, dan bila anda memiliki GAKIN maka biaya menjadi gratis. untuk informasi anda bisa membaca di http://www.feedmap.net/blog/?id=BD48C7DB73E7165E4E0F085D5DC49C3B atau di
semoga berguna
dok,saya juga penderita thlasemia…….stiap bulan saya tranfusi saya sudah dari kls 3 sd menjalaninya……..
dok,jika telambat tranfusi apakah akn berakibat fatal dan adakah solusi agar tidak selalu tranfusi scra rutin…karena saya sudah lelah bulak balik RS
@ cici : sayangnya tidak ada mbak cici. jadi anda harus rutin melakukan transfusi darah karena bisa fatal bila tidak dilakukan (tak ada darah yang baik untuk digunakan). sempga membantu
saya trut brduka atas pnyakit thasemia krna smpai sekarang para dokter blum bsa menemukan obat pnyakit tersbut
saya punya teman yang anaknya mempunyai penyakit thalassemia,kata dokter anak itu bisa disembuhkan penyakitnya dengan cara saudara kandung teman saya harus hamil dan memberikan tali pusarnya kepada anak teman saya.setelah di bawa ke singapur ternyata ada kesalahan pada tali pusarnya.saya mau tanya apa kesalahan tali pusar itu dan apa benar penyakit thalasemia itu bisa disembuhkan dngn tali pusar?
Thalasemia dapat dicoba ditangani dengan cangkok donor stem cell darah tali pusat yang cocok.
Maaf, saya kurang paham mengenai apa yang dimaksud dokter di Singapura dengan kesalahan pada tali pusat. Mungkin ada kelainan atau ketidakcocokan pada tali pusat.
seperti apa dok cangkok donor system cell darah itu ?
bolehkah di jelaskan.
Keadaan ini artinya menggantikan sel sel punca atau stem cells di penderita dengan stem cell baru sehingga ia menghasilkan produk sel yang diharapkan
Dok, saya mo nanya . .
Saya punya adek, umurnya 15 tahun . . . Dy baru aja dikatakan dokter mengidap penyakit thalassemia . . .
Kami kan tinggal nya di banjarmasin, kata dokternya untuk lebih memastikan, adek saya mesti dicek di jakarta . . . Tapi karna dy mo ujian, jadi kami tunda dulu cek k jakartanya . . .
Adek saya itu yang saya tw beberapa bulan ini badannya mudah lemes, trz muka, telapak tangan sm kakinya pucat banget, kayak ga ada darahnya . . .
hb nya kemaren sebelum transfusi darah 6,2, kemudian setelah dikasih cairan zat besi, naik jadi 6,9, trz transfusi darah sebanyak 2 kantong, naik jadi 9,8 . . .
YAng mo saya tanyakan . . .
Menurut dokter adek saya itu termasuk golongan thalasemia apa ? Mayor atau minor ?
Trims dok . .
Untuk penentuan talasemia mayor atau minor diperlukan pemeriksaan lanjutan.